Layangan Khas Bali: Tradisi, Jenis, dan Keunikan yang Menakjubkan – Travel. Siapa yang tidak suka melihat layangan terbang tinggi di langit biru? Di Bali, layangan bukan sekadar permainan anak-anak, tetapi juga sebuah seni dan tradisi yang sudah ada sejak lama dan kaya akan nilai spiritual dan artistik. Tradisi melayangan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali, yang dilakukan secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keindahan dan keunikan layangan khas Bali yang memikat hati banyak orang.
Sejarah dan Asal Usul Layangan Bali
Layangan khas Bali memiliki sejarah yang kaya. Sejak zaman dahulu, masyarakat Bali telah menggunakan layangan dalam berbagai upacara dan ritual. Layangan seringkali terbang tinggi sebagai simbol doa dan harapan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat layangan pun bervariasi, mulai dari bambu hingga kertas, yang semuanya mencerminkan kearifan lokal dan keindahan alam Bali.
Tradisi melayangan di Bali memiliki kaitan erat dengan kisah Rare Angon, manifestasi Dewa Siwa yang dipercaya sebagai Dewa Layang-layang. Menurut kepercayaan, Rare Angon turun ke bumi seusai musim panen, diiringi tiupan seruling yang memanggil angin.
Berbagai Jenis Layangan Khas Bali
Berikut adalah beberapa jenis layangan khas Bali yang biasa digunakan:
1. Bebean: Si Ikan Penari Angin
Bebean, yang namanya berasal dari kata “be” (ikan), merupakan layangan berbentuk ikan dengan orientasi delapan mata angin. Layangan ini memiliki titik di bagian tengah dan terkenal sebagai jenis yang paling mudah dikendalikan. Layangan ini sering diterbangkan dalam festival dan upacara adat, menjadi simbol keberuntungan dan kesejahteraan.2.
2. Janggan: Naga Sakral Penguasa Langit
Layangan Janggan adalah yang paling megah, dengan ekor yang bisa mencapai lebih dari 100 meter. Bentuknya yang menyerupai naga tidak hanya indah, tetapi juga mengandung nilai sakral. Sebelum diterbangkan, layangan ini bahkan memerlukan ritual khusus dan sesajen. Untuk menerbangkan layangan janggan dibutuhkan banyak orang dan keterampilan khusus.
3. Pecukan: Tarian Daun di Udara
Meski bentuknya paling sederhana dibandingkan bebean dan janggan. Bentuknya yang menyerupai daun membuatnya terlihat unik dan menarik. Layangan pecukan seringkali dihias dengan berbagai macam warna dan motif. Pecukan membutuhkan keahlian khusus untuk menerbangkannya. Layangan ini bergerak meliuk bagai daun yang jatuh dari pohon, menciptakan pemandangan yang memukau.
4. Cotekan: Si Ikan Kecil
Layangan cotekan merupakan jenis layangan yang paling sederhana. Bentuknya ikan agak mirip babean tapi kakinya jauh lebih kecil dari kepalanya dan sederhana, membuatnya mudah dibuat dan diterbangkan. Layangan Cotekan merupakan salah satu variasi modern dari layangan tradisional Bali yang berkembang seiring dengan kreativitas masyarakat. Layangan cotekan sering digunakan oleh anak-anak untuk belajar menerbangkan layangan.
5. Kuwir: Si Bebek Galak
Layangan ini juga dikenal sebagai layangan janggan buntut atau layangan tanpa ekor panjang. Dalam bahasa Bali, “kuwir” berarti bebek. Bagian kepala atau tapelnya tidak berbentuk kepala naga, melainkan menyerupai kepala bebek atau burung. Saat diterbangkan, layangan kuwir bisa ngelog tidak hanya diam seperti janggan, melainkan akan bergerak lincah seperti bebek yang sedang berenang atau menyerang.
Festival Layangan di Bali
Bali sering mengadakan festival layangan yang menarik perhatian wisatawan dan masyarakat lokal. Festival ini biasanya diadakan saat musim angin, antara bulan Juli dan Agustus. Berbagai jenis layangan akan diterbangkan di langit, menciptakan pemandangan yang sangat indah.
Selama festival, para peserta bersaing dalam menerbangkan layangan terbesar dan terindah. Penjurian dilakukan berdasarkan kreativitas, ukuran, dan teknik penerbangan layangan. Festival ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Bali International Kite Festival yang digelar di Pantai Padang Galak, Sanur, telah menjadi agenda tahunan yang menakjubkan. Festival ini menampilkan layangan raksasa dengan lebar 4 meter dan panjang 10 meter. Yang unik, setiap tim terdiri dari 70-80 orang lengkap dengan gamelan dan pembawa bendera.
Layangan khas Bali bukan hanya sekadar mainan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sarat makna. Dengan menerbangkan layangan, kita tidak hanya menikmati keindahan langit, tetapi juga ikut melestarikan tradisi leluhur. Mari kita jaga dan lestarikan budaya menerbangkan layangan agar tetap hidup dari generasi ke generasi.
Melihat festival layangan khas Bali kini menjadi semakin mudah dan menyenangkan dengan adanya layanan transportasi dari Get&Ride Rental Mobil Bali. Dengan berbagai pilihan mobil yang tersedia, kamu dapat menjelajahi berbagai lokasi festival layangan tanpa kesulitan. Cukup pesan mobil sesuai kebutuhanmu, dan langsung menuju lokasi festival. Nikmati sensasi terbang bersama ribuan layangan sambil ditemani angin sepoi-sepoi.
Yuk, buruan book mobil kesukaanmu sekarang juga^^